Kamis, 03 September 2009

muhasabah cinta


Sesungguhnya, dunia itu diperuntukkan bagi empat orang :
Pertama, seorang hamba yang diberi harta dan ilmu oleh Allah Swt dan menghubungkan silaturrahim dan ia mengetahui bahwa ada hak Allah di dalam hartanya. Ini adalah seutama-utama kedudukan.
Kedua, seorang hamba yang diberi ilmu oleh Allah namun tidak diberi harta, kemudian ia berniat seraya berkata, ‘Seandainya aku punya harta, sungguh aku akan beramal sebagaimana si fulan (yang kaya).’ Dengan niatnya itu, maka pahala keduanya adalah sama.
Ketiga, seorang hamba yang tidak diberi ilmu, namun hanya diberi harta oleh Allah. Lalu, ia membelanjakan hartanya tanpa dengan pengetahuan dan tidak dijadikan sebagai wasilah untuk bertakwa kepada Allah Swt dan menyambung silaturrahim, dan ia juga tidak tahu bahwa di dalamnya ada hak Allah Swt, maka ini adalah serendah-rendahnya kedudukan.
Keempat, seorang hamba yang tidak diberi harta dan ilmu oleh Allah Swt dan ia berkata, ‘Seandainya saya memiliki harta, maka saya akan beramal sebagaimana si fulan (yang ketiga) tersebut’, maka dosa keduanya adalah sama.
(HR Turmudziy)

Bekerja, berbisnis ternyata juga merefleksikan kehormatan dan kemuliaan seseorang. Jika profesinya halal dan baik, seperti konsultan, dokter, guru hingga tukang becak sekalipun, ia akan terpandang di sisi Allah Swt. Alhamdulillah wa syukurillah. Sebaliknya alangkah hinanya di sisi Allah Swt, jika seseorang memiliki profesi yang haram, seperti pelacur, dukun, eksekutor riba dll serta pekerjaan-pekerjaan haram lainnya. Sudahlah harta yang didapatnya tidak berkah, kelak, pekerjaan itu akan berbuah siksa di hari akhir. Naudzubillah…

Makin jelas bagi pengusaha yang ingin meraih 'berkat' dan berkah bahwa Islam telah memotivasi umatnya untuk bekerja, berkarya, dan berbisnis dengan serius, dengan tetap memperhatikan dan melaksanakan ketentuan syariat Allah Swt dan kaidah sebab akibat atas segala usahanya. Halal dan baik lakukan, haram lagi laknat tinggalkan. Subhanallah.

Ramadhan bulan penuh berkah dan ampunan, semoga menjadikan kita insan Allah yang selalu berpikir, bersikap dan beramal kehidupan - termasuk dalam amal bisnis kita - dengan dipenuhi 'berkat' dan keberkahan. Bisnis yang akan memuliakan kita di dunia dan akhirat. Insya Allah.

Sumber :
Syamsuddin Ramadlan al-Nawiy : Agar Bekerja Menuai Berkah : Bekerja Di Bawah Naungan Sunnah Rasul (2007) http://www.peoplestring.com/?u=zakiano
http://www.survey-money.net/?join=1698

Tidak ada komentar:

Posting Komentar